๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐
Suatu hari seorang ibu bertanya pada anak-anaknya selesai makam malam, "Berapa harga selembar kertas?"
Anak pertama menjawab, "Tergantung apa isi kertasnya, Ma. Jika kertas itu cek atau giro yang berisi nominal dengan jumlah yang banyak, tentu kertas itu akan menjadi sangat berharga."
Kemudian sang ibu bertanya lagi,"Berapa harga sebuah kanvas?"
"Tergantung siapa pelukisnya, Ma," jawab anak kedua.
Sang ibu melanjutkan pertanyaanya, "Berapa harga sebuah buku?"
"Tergantung siapa penulisnya, Ma," jawab anak ketiga.
Kemudian sang ibu melanjutkan pertanyaan berikutnya, "Berapa harga sebuah film?"
"Tergantung siapa pemain dan sutradaranya, Ma," sahut anak keempat.
Sang ibu bertanya kembali, "Lalu, berapa harga sebuah kehidupan?"
Kala itu tak ada seorang pun yang menjawab, semua anak tertegun.
Lalu sang ibu memecah keheningan itu dan menjelaskan bawah ini semua bergantung bagaimana kita sebagai manusia mengisi dan menjalaninya setiap hari. Kadang nilai kita di mata orang lain itu rendah. Masalah kah? Biarkanlah.
Sejatinya diri kitalah yang tahu nilai hati dan perbuatan kita, bukan orang lain. Bila kita menabur benih-benih yang baik, niscaya hasil tuaiannya pun akan baik. Bila kita berkarya dengan baik dan sungguh-sungguh, maka hasil karya kita pun akan baik dan bernilai tinggi.
Nilai kehidupan ditentukan oleh karakter, integritas, kejujuran dan ketulusan hati kita dalam memperlakukan sesama kita, bukan dari penilaian orang lain.
Demikianlah adanya...
Demikianlah kenyataannya...
