Film Mandarin dalam bentuk drama berseri dengan judul Legenda Siluman ular Putih, merupakan film yang sangat populer di tahun 1995 (saat itu aku kelas 2 SMP di SMPN 1 Driyorejo), usiaku saat itu 14 tahun.
Meskipun masih SMP, kami begitu heboh bercerita tentang Hanwen dan Paisuchen, hal ini begitu melekat sebab ada teman kami yang kami anggap mirip dengan Hanwen, yaitu Suprapto (anak Kesamben Wetan).
Ingatan ini saja merupakan aktivasiemori otak kanan, bahwa semua cerita film dapat aku ingat hingga usiaku yang 40 tahun. Konon manusia lebih mudah menghafal sesuatu melalui film - cerita.
VERSI BARU DI YOUTUBE
Kemarin aku menemukan serial the Legend of White Snake, sejumlah 36 series, aku mendapat link dari seorang pengupload Youtuber - link mengarah ke Google Drive.
Secara Garis besar, kisahnya sama, ada sedikit perubahan namun tidak mengubah esensi kisah legenda siluman ular Putih. Biksu Fahai lebih muda dibanding versi jadul tahun 1995, aktris pemeran Bai Suzhen juga terlihat sangat menjiwai, anggun dengan balutan kostum jadul warga Lin-An.
Aku pun iseng melakukan screen shoot dialog -dialog yang diucapkan para tokoh. Dalam hatiku ada dialog personal, "ya, itu hanya film, keindahan alam, danau, dialog, dan semua romantisme nya sangat sempurna dan itu hanya dapat dijumpai di film.
Pelajaran dari Film Siluman Ular Putih
Manusia lebih mudah mengingat kejadian ketika divisualisasikan dan dibalut dengan cerita. Maka tidak heran bila film merupakan alat propaganda yang sangat dahsyat, dan menyedot perhatian manusia sejagat.
Seseorang yang suka dengan tontonan maka dia rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengetahui hasil akhir film dan mendapatkan KATA TAMAT sebagai cara menyudahi kecanduan penikmat film.
Cara lain memikat penonton adalah dengan menghadirkan versi 01, lanjutan seri 02, hingga seri 05 mungkin, sebagaimana serial preman pensiun di RCTI dengan tokoh utama Kang Mus (Muslihat).
Bersambung ...
