Ziarah Kubur yaitu mendatangi makam, umumnya di Jawa dilakukan pada hari Kamis Sore sampai Jumat Siang. Hal ini diajarkan oleh guru-guru kami sejak kami masih anak-anak di Desa Tenaru driyorejo Gresik. Waktu itu, aku sering berziarah kamis sore ke makam Kakek Kadirun dan Nenek Simpen. Aku membaca surat Yasin dan Tahlil. Aku mengikuti dan melakukan tanpa berfikir berbagai macam hal atau ribut seperti kebiasaan netizen yang sering ribut di media sosial.
Aku mendapatkan pembelajaran bahwa ziarah kubur di Kamis sore hari pahalanya sangat besar, apalagi bila dilakukan pada Jumat Pagi, seingatku seperti pahalanya menunaikan Umrah atau Naik Haji. Biasanya kuburan desa mulai ramai setelah Ashar dan semakin ramaia setelah jam 4 dimana para karyawan pabrik pulang kerja.
Ke Kuburan merupakan cara warga desa berbakti kepada orang tua dengan mendoakan dengan hadiah bacaan surat fatihah, Yasiin dan Tahlil, kurang lebih sekitar 30 menitan. Plus membawa air kembang untuk disiramkan ke tanah makam. Hal ini mencontoh Nabi yang meletakkan pelepah daun kurma di atas makam, selama daunnya belum kering maka Allah ringankan siksaNya.
Setelah agak dewasa, aku dan teman-teman setiap malam jumat pergi ziarah ke Sunan Ampel Surabaya dengan naik motor dengan perjalanan sekitar 2jam melewati kodam lalu belok ke Jl Diponegoro - pasar kembang - pasar turi dan belok di kembang jepun, langsung parkir di belakang masjid dan berziarah di Sunan Ampel, Mbah Sonhaji/ Mbah Bolong dan mBah Sholeh.
Selesai ziarah, kadang kami nongkrong sebentar di area masjid, atau sekedar beli pentol besar di jalanraya Nyamplungan, atau beli setengah kilo kurma di pedagang eceran sepanjang jalan masuk ke MAsjid Ampel. Aku ingat benar dahulu, saat masih ramai-ramainya penjual cd, setiap ke Ampel aku sering mendengarkan ceramah Kiyai Asrori, waktu itu aku belum ngeh- itu siapa sih kiyai yang ceramah kok mirip-mirip meniru Mbah Hamid PAsuruan.
Aku sekarang tidak ingat lagi, apa doaku saat masih bujangan dahulu, tetapi sekarang aku mendapat ijazah doa yang berbeda yaitu dengan mendoakan semoga semua hajat peziarah ini dikabulkan gusti Allah, dan otomatis ini juga mendoakan diriku sendiri. Apa visi HidupMu?
Kemarin Sabtu-Minggu 18-19 Februari 2023 aku bersama Jamaah Satu Bus mini Ziarah ke tujuh titik tujuan yaitu :
1. Makam Troloyo - Syeich JUmadil Kubro
2. RAden Alif dan Sayyid Sulaiman Mojoagung
3. KH Wahab Chasbullah
4. KH Hasyim Asyarie dan Gus Dur
5. Gus Miek Ploso
6. KH Jazuli Ploso Kediri
7. Mbah Wasil (Sentono gedong) Kota Kediri yang merupakan guru dari Prabu Jayabaya (yang terkenal dengan Jangka Jayabaya) dimana hal itu merupakan ilmu dari Sang Guru Yang Ahli ilmu Falak (Perbintangan).
Dari internet aku mendapati kalau Makam Syeich Wasil merupakan makam islan tertua kedua di Jawa setelah makam Siti Fatimah binti Maimun di Gresik. Sebelumnya aku sempat mendengar ceramah KH Said Aqil Siraj Perisak Kitab Asror yang diajarkan kepada Raja Kediri.
Beruntung kami dibimbing Abahe sehingga mendapatkan bacaan Fatichah 20x untuk urusan Akherat dan bacaan Lailaha illah almalikul haqqul mubin muhammad rasullullah shodiqul wadhil amin dibaca 100x sebelum Adzan Shubuh untuk semua urusan duniawi, Ijazah dari Syeich Samsudin / Pangeran Makkah.
Ohya, satu lagi oleh-oleh dari Syiech Jumadil Kubro : ada satu tulisan yang artinya kurang lebih : ketika Anda ingin mencapai semua maksud maka bertawasullah kepada Ahli Qubur.
Letak Mind Programming Ziarah Kubur yaitu pada Niat Ziarah ke makam wali untuk mendapatkan Berkah (Tambahan kebaikan) dan berdoa kepada Gusti Allah untuk kebaikan keluarga - Anak dan istri serta jamaah semuanya. Menyakini bahwa setiap langkah kita saat ziarah mengundang keberkahan dan menjadikan kita mendapatkan banyak keberuntungan hidup atas Karomah dari PAra Aulia (wali) yang kita ziarahi.
Ketika khusyuk berdoa - kita otomatis masuk ke gelombang Alfa-tetha , dimana semua permintaan sangat cepat untuk dikabulkan - termanifestasi menjadi kenyataan.
Kalau sudah datang ke Kediri jadinya muncul ide untuk buka kelas Self Tranformation Privat di Kediri, dan di kota-kota besar lainnya sampai ke Cirebon lalu ziarah ke makam Kanjeng Sunan Gunung Jati.
