Ada yang sudah terima email Toktok?
Mulai besok sudah tidak bisa lagi deliver traffic dari TT ke ToktokShop.
Hal-hal seperti ini yang dari dulu sejak 2016 selalu kami propose kepada pemain bisnis online untuk merdeka di dalam bisnis.
Game paling pertama buat UKM itu adalah game mengumpulkan data pelanggan. Ini yang saya pelajari sejak 2011 ketika saya lahir di jalanan, jungkir balik di berbagai bisnis MLM.
Ketika kita punya daftar nama pelanggan dan calon pelanggan, inti bisnis kita hidup. Itulah kenapa dulu saya diajari untuk menggali kedalaman, mencari referensi, membagikan sampel, dan sebagainya. Tujuannya bisa memprospek banyak orang, yang akhirnya bisa mendatangkan sales.
Maka saat marketplace datang dan menawarkan gegap gempita traffic & sales tapi mengunci sebisa mungkin data siapa pengunjung dan pembeli kita, secara hakikat (menurut saya) melawan karakter UKM.
Game sederhana pengumpulan daftar prospek dan pelanggan, digeser menjadi game awareness.
Siapa yang memainkan game awareness dari dulu? Korporasi, brand raksasa! Di mata mereka, pembeli bukanlah CUSTOMER melainkan CONSUMER. Bedakan istilah ini.
Kenapa kok digeser ke awareness? Karena awereness ini adalah game yang juga dimainkan oleh startup marketplace. Mereka membutuhkan hitung-hitungan growth di atas kertas, tanpa peduli finansial mereka negatif atau tidak.
Maka kemudian kita dituntut untuk bahu-membahu bersama marketplace untuk bermain game yang sama, awareness marketing, “branding”, content marketing, dan segala hal yang tidak ada kaitan langsung dengan penjualan.
Karena insentif mereka sama dengan kita UKM, maka mereka memberikan bonus, promo, dan lain-lain untuk “menghack” pengeluaran kita sehingga laporan keuangan kita positif. Supaya kita Untung. Supaya kita rajin terus membuat konten. Kalau perlu sehari 3x seperti makan obat.
Oke, berarti mas Army senang nih sama banned Tiktok?
Inilah absurdnya.
Hal sejelas di atas tidak bisa dilihat oleh orang-orang pengambil kebijakan di negara kita sejak dulu. Entah tidak melihat atau tidak mau melihat, atau gabut saya tidak tahu.
Sudah jelas nyata semua database pembeli dibatasi aksesnya. Kita UKM bahkan tidak bisa menghubungi pembeli kita sendiri diluar jalur yang semestinya. Kita dibuat tergantung, terikat, terpasung di dalam channel yang lucunya ikut dibangga-banggakan oleh pemerintah kita.
Lalu tiba-tiba mereka seolah terkaget-kaget saat kegiatan ekonomi di masyarakat bergeser drastis ke arah yang tidak populis bagi mereka; dengan serta merta mereka memutuskan oksigen banyak UKM yang bahkan ketergantungannya mereka sendiri yang menciptakan.
Bagaimana cara kita para UKM ini mengoperasikan channelnya di jalur yang hari ini ditutup paksa oleh Pemerintah? Kenapa dulu diizinkan? Kenapa setelah kami semua mulai membangun sesuatu di jalur yang resmi lalu tiba-tiba si paling Toktok ini boleh balik kucing mengubah keputusannya?
Ibaratnya sekarang kita tinggal di Jakarta, kerja di Jakarta, lalu Jakarta terjadi polusi sampai level berbahaya. Apakah Jakarta lalu ditutup?
Jelas kita tidak suka Jakarta dibangun dengan oligarki dan penuh konflik kepentingan politik. Tapi bukan berarti lalu penyelesaiannya adalah kita diusir dari Jakarta, bukan?
Apakah tidak ada solusi lain yang lebih smooth, dan berpihak pada rakyat?
Saya tau tulisan sederhana ini kemungkinan besar hanya akan masuk ke telinga kiri dan keluar di telinga kanan, bersama dengan jutaan suara-suara sumbang lain yang tidak sejalan dengan kepentingan pemerintah.
Oleh sebab itu rekan-rekan pelaku UKM, sejak sekarang harus jelas tujuan kita. Buat saya pribadi, bisnis online tahap 1 adalah memiliki 1 juta daftar nama pelanggan yang puas. Aset utama kita adalah itu. Bisa kita jangkau. Bisa kita proses. Bisa kita sapa. Bisa kita bahagiakan dan layani tanpa friksi.
Pemerintah bisa kapan saja menghantam bisnis kita, mengubah regulasi sesuai dengan kepentingan penguasa. Marketplace bisa mengacak-acak tatanan bisnis kita, menjungkirbalikkan keuangan kita. Tapi kalo kita merdeka secara data, maka hal-hal di atas bisa kita antisipasi, setidaknya tidak sampai membuat kita mati.
-
Mohon maaf saya tidak menghubungi secara pribadi semua teman-teman baik saya, sahabat saya, yang hari ini menduduki banyak kursi politik dan birokrasi di berbagai kementerian untuk meminta penjelasan, walaupun saya bisa.
Saat kita demonstrasi di lapangan dulu, kita tahu bahwa kebijakan publik harus dikomunikasikan secara publik, dan diselesaikan secara publik. Ijinkan ketika kita bertemu, memang itu karena persahabatan, bukan karena kepentingan-kepentingan.
Copas dari FB Army Al-Ghifari