-->

SUARA ADZAN MENGHIPNOTIS DIRIKU

 ADZAN LAGI DI USIA 40 TAHUN 

Siang ini waktu dluhur di Kota Semarang, aku bergegas menuju ke Musholla di depan rumah, ada keinginan kuat dari dalam diriku untuk kembali mengumandangkan adzan seperti dulu ketika aku masih kanak-kanak di Langgar Bahrul Ulum dusun kelampok desa Tenaru kabupaten Gresik. 

Masih sangat jelas di dalam ingatanku bagaimana kami, anak-anak desa berebutan adzan di setiap waktu, lebih-lebih waktu magrib dan isya'. Ajaran yang disampaikan oleh cak Sabar guru ngajiku waktu itu langsung masuk ke pikiran bawah sadar kami sebagai anak-anak, "Pahala orang yang Adzan itu sangat besar, ia mendapat pahala sebanyak orang yang datang sholat berjamaah, tanpa mengurangi pahala mereka yang datang sholat,"

Agar tidak lagi rebutan, maka dibuatkanlah jadwal bergiliran, ada nama-nama yang Adzan di hari apa dan waktu sholat mana, plus jadwal menyapu langgar, mengisi bak mandi dengan sumur timba yang ditarik, bagi anak yang piket wajib datang satu jam sebelum magrib. Kadang- aku datang telat karena nonton film kartun dulu di TV tetangga yang memutar film he-man.

Waktu berlalu begitu cepat, aku yang dulu kanak-kanak tinggal di desa - sekarang di usia 40 tahun ini berada di lingkungan perumahan dengan ragam manusia dan karakter berbeda, beda dengan saat aku kecil, dimana kampungku homogen - kultur keagamaan dan amaliyah NU. 

AKU MENGAJAK DIRIKU DENGAN ADZAN 

Dulu waktu kecil, aku adzan dengan suara yang keras, kencang melalui speaker TOA, berharap orang-orang datang dan sholat berjamaah. Aku tidak pernah bosan, mengulang-ulang kalimat yang sama setiap waktu. Aku tinggal colok steaker ke listrik, nyalakan amplifier, tekan tombol microphone on, lalu berteriak - Allahu Akbar - Allahu Akbar. 

Hari ini berbeda, saat adzan aku menghadap ke kiblat, persis di depanku adalah ruang penyimpangan ampli, pintunya kaca bening, sehingga saat aku menatap lurus ke depan, aku melihat pantulan diriku dalam cermin yang menirukan gerakan dan suara seperti diriku. Dalam hati, aku berkata,"hai itu aku, yang adzan lagi di usia 40 tahun. Apa artinya ini? 

"Allahu-akbar Allahu Akbar x2, " Dalam hati dan pikiranku ada suara, Sungguh Allah maha besar menciptakan makhluk-Nya, menciptakan diriku yang saat ini sedang Adzan, Allah Maha Besar menjadikan aku lelaki-sejati dan menikah dengan istriku saat ini, aku beruntung dikaruniai tiga anak. Di sela-sela kalimat adzan aku menatap wajahku, mata, hidung pesek-ku dan rambutku. 

"Asyhadu An laailaaha illahu x2 " Aku bersaksi bahwa Tidak Ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah. Sementara mataku terus memandang bayangan diriku di cermin, Aku arahkan ke leher - dagu, dada -perut, Wahai diriku yuk kita bersaksi bahwa Hanya Ada satu Tuhan, Esa tanpa sekutu yaitu gusti Allah Subhanahu wataala. 

"Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullaah," Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah. Seruan Adzan ini merupakan syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad untuk seluruh umatnya termasuk untuk aku. 

MARI KITA SEMBAHYANG !!!!

"Hayya Allas Sholaat" Mari kita tegakkan sholat. Muncul suara dalam diriku, hai tubuhku, pikiranku, hatiku, jiwaku yuk kita laksanakan sholat, mari kita selaras - konsisten mengerjakan sholat untuk Allah, Jangan Lali dari Sholat, Mengapa saat sholat yang tujuannya untuk Ingat kepada Allah, tetapi dirimu malah ingat kepada hal yang lain? Ayo sadarilah Ucapanmu, seruanmu, benar-benar sholat - mengahdap Allah. 

MARI MENUJU KEMENANGAN !!!!! 

"Hayya Alal Falaah," Yuk kita menuju kemenangan sejati, menang bersama Allah yang maha besar, Dunia ini kecil, masalah itu kecil, menang itu datang memenuhi panggilan Allah, Sholat, memberikan kesaksian terhadap ke-esa-an dan kepada utusanNYa. Ayolah Tubuhku, kakiku, perbuatanku, seluruh anggota tubuhku kita jadi pemenang, Gunakan sikap pemenang, Ucapan Pemenang, Pikiran Pemenang, Hati Pemenang," 

Aku kembali menatap wajah - tubuhku di depanku yang terpantul dari pintu kaca, aku bergetar, mataku basah oleh air mata, ada kesadaran baru hari ini saat aku adzan. Lafadz yang senantiasa aku dengarkan, setiap waktu setiap hari, 5x sehari. Kali ini aku berikan makna yang berbeda. Adzan itu ternyata memiliki makna lain, selain sebagai pertanda waktu sholat. 

Adzan yang aku lantunkan sejatinya merupakan Ajakan untuk diriku sendiri memenuhi panggilan itu, menginstall sikap menang, menjadi juara dalam kehidupan. Adzan merupakan Anchor terbaik untuk membangkitkan state Menang tersebut. 

Aku perhatikan "Anchor Adzan" sangat efektif yaitu : terlihat bagaimana jamaah dengan kesadaran dan otomatis saat dengar suara Adzan, langsung beres-beres dan meninggalkan aktivitas duniawinya untuk Sholat bersama di Masjid-Musholla. Mulai dari Anak-anak, remaja dan dewasa. 

"Allahu Akbar x2" Laa-IlaaHa Illallaahu 

Pemahaman diriku terhadap lafadz Adzan ini, aku tuliskan di sini, Nanti apabila Aku mendapatkan lagi makna-makna yang baru - insyaallah aku update di sini, sehingga catatan ini dapat aku gunakan untuk melihat progress perkembangan yang terjadi padaku. 

Semarang, 11-11-2021 

MERAIH WAKTU BAROKAH

 


Simak Artikel : Hipnotis Tahajud 

HYPNO-SLIDE

Back to Top