-->

Meditasi Tunjung Dhimas Bintoro

 Meditasi

.

Kehadiran kesadaran yang mampu membebaskan kita dari pola- pola memori karma kita. Sementara aktivitas Karma terproyeksi melalui jenis pikiran dan perasaan kita. Jika pikiran dan perasaan itu tidak dikenali, maka mereka akan menyabotase diri kita. Seluruh kebahagian kita akan terenggut olehnya. Pikiran selalu menciptakan ribuan pola - pola aneh yang membuat kita menciptkan situasi neraka di dalam diri kita sendiri. Melalui pikiran yang terpola- pola acak itulah,  perasaaan duka tercetak dan terus menyusun situasi neraka bagi diri kita. Padahal kita selayaknya tau bahwa kehidupan yang kita alami, selalu menawarkan ragam budaya, explorasi pengalaman, dan kesempatan. Akan tetapi kita telah memilih membangun neraka kita! Kita memilih mengikuti situasi- situasi ciptaan pikiran- pikiran kita sendiri, kita benar- benar tidak bisa melihat ciptaan Tuhan yang nyata di dalam kehidupan,  kita hanya melihat ciptaan2 pikiran kita sendiri dan kita menjadi jiwa- jiwa yang menderita di dalam tubuh sendiri karenanya. 

.

Penyakit dan persakitan terjadi dalam diri kita, karena kita tak lagi pernah membawa diri dalam kehehingan, kita malas bermeditasi; memberi perhatian pada diri kita, pikiran kita, dan perasaan kita. Ketika pikiran tak diberi perhatian maka mereka akan bertindak dengan muatan- muatan kepalsuan dan kepicikian. Mereka akan membajak diri kita, psikologis kita, dan selanjutnya mereka akan membuat kita tak betah tinggal di dalam diri sendiri dan kitapun menderita!. Ibarat dalam proyek pekerja bangunan, kita seharusnya manjadi mandor yang selalu terlibat untuk mengawasi / memperhatikan para tukang kita. Sebagaimana kita yang selalu melakukan meditasi; kita hanya mencoba terlibat secara sadar menjadi pemerhati dari pikiran kita yang selalu menjajah, lesu, picik, dan memalsukan seluruh realitas pengalaman nyata kita. Ibarat anak-anak mereka hanya butuh di perhatikan! Dalam sikap perhatian penuh mereka akan jernih dan cerdas dengan sendirinya.

.

Banyak dari kita yang hancur oleh siklus pikiran- pikiran dan perasaan yang tidak disadari. Kemudian kita mencari alasan bahwa kita menderita oleh orang lain, situasi dinamika hidup yang malang, dan Tuhan yang tidak adil! Sesungguhnya jika kita menguasai diri kita, mengenali tempat yang indah yang kita huni - yaitu tubuh kita secara sadar penuh, maka tidak ada yang akan menjajah kita! Tidak ada orang lain yang bisa menyakiti, dan merebut kebahagiaan kita. Setiap orang bisa mengambil pilihan apapun atas keberlangsungan hidupnya sendiri. Tapi mereka hanya tertunduk terjebak dalam serangkaian kutukan pikirannya sendiri. Bersama, terlibat menciptakan kesengsaraan melalui peperangan, exploitasi material, dan mengubur diri mereka dalam sistem keyakinan yang aneh terbatas dan membelenggu. Padahal hidup ini luas, kaya budaya, dan kesempatan. Tapi kita hanya memilih untuk terjebak; Urusan eksistensi, perut, kesuksesan material, menjadi baik dari orang lain, dan masok sorga! Sungguh jalan kolektif yang memblokade kehidupan yang sesungguhnya menawarkan hal- hal yang kaya dan luas. 

.

Bagi mereka yang menempuh jalur mistik, mereka adalah orang- orang yang berani menempuh jalur lain yang tak sama dengan paradigma kolektif umat masyarakat yang mewarisi kesadaran terbatas dan budaya perbudakan dari beberapa abad silam. Mereka memilih menciptakan realitas sendiri, keluar dari maniefestasi kolektif yang penuh perbudakan. Pejalan mistik adalah orang yang berani membeda. Orang yang tak terikat persamaan mental dan doktrin. Mereka yang ingin selalu bertindak baru dan relevan. Manusia- manusia pembaharu. Tradisi kuno memanggil mereka mistikus, nabi, pembawa pesan, mesias, Mpu, dan Dahyang. Sebagaimana Buddha yang menemukan jalan meditasi untuk mengubah seluruh realitas kolektif yang dimulai dari perubahan dari dirinya sendiri! Sarwa Hayu, Love, Light, Namaste.

.

Note: 

Itu bukan wali, tapi  posisi sedang nyenuk, eh nyeni! Macak dadi saur sepah eh sepuh. Asuu. Kok angelmen toh..

HYPNO-SLIDE

Back to Top